Rss Feed
  1. Murid2 ibu yang baik,
    yang besar harapannya untuk hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan.

    Mudah-mudahan sapa ibu ini mendapati kalian dalam kesehatan dan kedamaian. Dan semoga keindahan kebersamaan kalian dan keluarga selalu berada dalam perlindungan Allah Yang Maha Penyayang.

    Nasib.

    Demikian banyak bahasan mengenai nasib, banyak pujian karena nasib, tetapi lebih banyak lagi keluhan yang menyalahkan nasib.
    ………..
    Terimalah ini tanpa keraguan, bahwa Setiap jiwa adalah jiwa yang bernasib baik.

    Seseorang disebut bernasib baik, BUKAN karena dia sudah terlahir cerdas, atau mudah mendapatkan uang, atau terlahirkan di keluarga yang kaya raya, atau yang semuanya sudah tersedia dengan mudah. Bukan itu.

    Atau, seorang pemuda tidak bisa disebut bernasib baik, hanya karena dia menikah dengan seorang gadis cantik yang cinta mati kepadanya, anak satu-satunya dari seorang saudagar kaya raya, yang sudah sangat tua. Nasib baik bukanlah ‘hanya’ itu.

    Kita disebut bernasib baik karena kita diberikan kewenangan penuh untuk memperbaiki kualitas hidup kita sendiri.

    Coba bayangkan, apakah ada nasib yang lebih buruk bagi seseorang, jika apa pun yang dilakukannya TIDAK akan bisa memperbaiki kehidupannya?

    Allah Maha Penyayang, dan kita diberikan kesempatan untuk memperbaiki keadaan kita melalui upaya.

    Masih ingat formula kita untuk Upaya? Saya ulangi ya?

    Upaya = Doa + Tindakan.

    Maka berdoalah, dan pastikanlah Kalian bekerja keras untuk memantaskan diri mendapatkan yang Kalian minta dari Allah.

    Maka bekerja keraslah, dan pastikan kalian berdoa sebelum bekerja, selama bekerja, sesudah selesai bekerja.

    Anak-anakku,
    Apa pun yang kita lakukan untuk menjadi pribadi yang lebih mampu, adalah pekerjaan.
    Dan,
    Bekerja keras adalah mendahulukan tindakan yang memperkuat.
    Sedangkan,
    Malas adalah mendahulukan apa pun yang melemahkan.

    ………..
    Contohnya ya?
    Bekerja keras adalah mendahulukan tindakan yang memperkuat.
    Seperti,
    Mendahulukan bergaul dengan rekan-rekan yang baik, yang jujur, yang rajin, yang patuh kepada orang tua dan guru, dan yang memajukan kegembiraan daripada membesarkan pertengkaran.

    Jika kalian menyebut contoh di atas itu ‘pekerjaan mudah’, cobalah periksa besarnya godaan yang mengajak kita untuk menjauhi yang baik itu semua, godaan untuk mendahulukan kemalasan, untuk membolos, untuk ngeluyur dan ngerumpi tanpa guna, atau untuk bertengkar dan berkelahi melawan jiwa-jiwa pelajar lain yang sebetulnya juga sangat membutuhkan kebaikan hidup.

    Dan sebaliknya,
    Malas adalah mendahulukan apa pun yang melemahkan.

    Mohon anak-anakku yang terkasih, cermati contoh-contoh berikut ini,
    apakah ini semua mudah atau sebetulnya ‘bekerja keras’?

    Karena malas untuk masuk kelas dan belajar, rekan-rekan ibu melemparkan tas mereka melampaui tembok belakang sekolah, bergotong-royong memanjat, melompat, dan melarikan diri ke arah tempat keramaian.

    Sebagian berlari dengan mematikan rasa malu karena diperhatikan banyak orang, sebagian lagi lari dengan kekhawatiran besar akan ada yang melihat dan melaporkannya ke orang tua, dan beberapa orang tidak bisa berlari karena harus mencari dengan panik tas mereka yang diambil orang saat mereka lemparkan melampaui tembok.

    Kemudian, di tempat-tempat yang bukan sekolah – mereka harus membunuh waktu menunggu waktu pulang, bercanda dan tertawa melalui hati yang tahu bahwa yang mereka lalukan itu salah, lalu pulang dengan hati yang hampa dan wajah yang dijaga seperti sudah berlaku sebagai anak yang baik.

    Apakah itu semua bukan ‘bekerja keras’?
    Hm … seandainya mereka menggunakan kemampuan untuk bekerja keras itu, sebagai kekuatan untuk mendahulukan yang memperkuat mereka.

    Tetapi, tunggu dulu …
    Ada suara kecil di sana yang berseru,

    Ibu, saya tidak bekerja keras khoq!?
    Saya bisa tidur seharian tanpa merasa berdosa.
    Saya juga tidak berkeringat saat bangun, malah masih sangat lemas, dan merindukan tidur lagi.

    Untuk suara itu, ini penjelasannya:
    Dibutuhkan seseorang yang keras kemauannya untuk mengorbankan masa depannya, dan menukarkan kesejahteraan masa depannya dengan kenikmatan tidur yang berlebihan hari ini.

    Dibutuhkan seseorang yang sangat hebat rasa percaya-diri-nya untuk menjadikan dirinya orang kecil yang minta-minta dikasihani di masa depan, dengan membunuh masa remajanya dengan melakukan hal-hal yang merusak kesehatannya, merusak nama baik diri dan keluarganya, dan menjadikan banyak orang mencatat namanya sebagai nama yang harus dihindari.

    Dibutuhkan kekuatan luar biasa untuk memilih menjadi orang tidak baik.
    Anak-anakku yang menjadi tujuan dari semua doa orang tua kalian,

    Coba bayangkan ini:
    Apakah mudah bagi Ibu untuk berbicara kasar dan sombong kepada kalian yang sangat disayangi oleh orang tua kalian - yang adalah saudara dan sahabat yang sangat saya hormati?

    Apakah mungkin Ibu melakukan hal-hal yang melanggar moral agar kalian kehilangan hormat kepada orang yang lebih tua?
    Apakah mungkin bagi Ibu untuk berlaku tidak jujur dalam melayani anak-anakku yang dikasihi Allah?

    Dengarkan ini ya?
    Mudah bagi jiwa yang baik, untuk berlaku baik.

    Dan,
    Sulit sekali bagi jiwa yang baik, untuk berlaku yang tidak baik.

    Sebaliknya,
    Mudah bagi jiwa yang bingung, untuk berlaku tidak baik.

    Dan,
    Sulit sekali bagi jiwa yang belum ikhlas, untuk berlaku baik.

    ………..

    Anak-anakku yang sangat besar potensi masa depannya.

    Siapa pun yang ingin memperbarui nasibnya, harus memperbarui dirinya.
    Maka, janganlah mengeluhkan keadaan Kalian sekarang, tetapi berlaku seperti Kalian ingin hidup selamanya seperti itu.

    Jika Kalian tidak berbahagia dengan keadaan Kalian sekarang, janganlah tersinggung jika orang lain menasehatkan agar Kalian mengurangi atau meninggalkan kelakuan yang menjadikan Kalian penikmat keadaan yang Kalian keluhkan itu.

    Janganlah mengeluhkan suatu keadaan, tetapi bersikap seperti mempertahankannya.
    Dan jangan ragukan yang ini,

    Dia yang mengeluhkan kehidupannya, tetapi tidak bersedia memperbarui dirinya, akan menua lebih cepat dalam kualitas kehidupan yang sama.

    Saya sangat menghormati seseorang yang keras kepala, asal kekerasan-kepalanya itu adalah untuk bersungguh-sungguh dalam sikap dan perilaku yang membaikkannya.

    Maka,
    Keras kepala-lah untuk kebaikan.

    Dan ibu sangat khawatir melihat anak muda yang sangat penurut kepada teman-temannya yang tidak menghormati orang tua dan mengabaikan pendidikan.

    Maka,
    Janganlah menjadi penurut kepada yang tidak membaikkan.

    ………..
    Anak-anakku yang dalam sepuluh tahun ini akan menjadi pribadi-pribadi yang dihargai dan dihormati oleh lingkungannya,

    Ibu dulu adalah seorang siswa sekolah yang sering mempertanyakan keadilan kehidupan, karena si Netra kecil itu hidupnya sederhana, dan bahkan tidak jarang kekurangan.

    Ibu sering bersedih, karena membandingkan kekurangannya dengan kelebihan orang lain. Ibu lupa memperhatikan bahwa Ibu dan Bapak adalah orang tua yang sangat pengasih dan mengurangi kesenangan mereka agar anak-anak mereka bergembira.

    Janganlah menyiksa diri sendiri seperti Ibu dulu ya?
    Jika kalian gunakan hati baik kalian, akan jelas terlihat bahwa kalian memiliki lebih banyak hal yang membahagiakan – daripada yang menyedihkan.

    Tetapi,
    Hati yang penyedih akan selalu menemukan alasan untuk bersedih.

    Jangan begitu ya?
    Bersemangatlah mengenai masa depan kalian.
    Karena, semua keadaan yang sedang membatasi kita ini – adalah keadaan sementara.

    Tidak ada keadaan yang permanen.
    Semuanya berubah.
    Jika kita tidak sedang menuju yang baik, kita harus mempertahankan yang baik.

    Atau,
    Jika kita tidak sedang menuju yang baik, kita pasti sedang menuju yang tidak membahagiakan.
    Jika kita sedang tidak mempertahankan yang baik, kita sedang memajukan kelemahan diri.

    Ingatlah,
    Setiap jiwa bertanggung-jawab atas kebaikan hidupnya sendiri.

    Bekerja-keraslah semasa muda untuk menjadi pribadi dewasa yang dihargai tinggi dan dihormati dengan tulus.
    Tetap berkhayal-lah, tetapi janganlah menggunakan khayalan Kalian untuk melemahkan kerja keras Kalian hari ini.
    Pantaskanlah Kalian bagi penghargaan dan bayaran-bayaran yang tinggi.
    Semakin Kalian pantas ber-rezeki baik, semakin Kalian kurang mengkhayalkan keberuntungan.

    Dan yang ini penting ya?, bahwa …
    Keberuntungan bukanlah untuk ditemukan, tetapi untuk dibuka.

    Semua sikap baik Kalian dalam berhubungan dengan orang lain, dan semua pikiran baik Kalian dalam bekerja adalah untuk membuka pintu-pintu rahmat di langit, yang akan dikirimkan kepada Kalian dalam amplop dan karung yang bertuliskan nama Kalian.

    Maka indahkanlah nama yang Kalian gunakan dalam hubungan Kalian dengan sesama, karena keindahan yang Kalian isikan kedalam nama itulah yang diperhatikan Allah.
    ………..
    So, anak-anakku yang sangat ibu sayangi,

    Yuk kita simpulkan ya?
    Setiap jiwa adalah jiwa yang bernasib baik.

    Karena,
    Dia bebas melakukan yang akan menjadikan dirinya sekuat yang dapat diupayakannya, menjadi sebesar yang disungguhinya, dan menjadi setinggi yang dimintakan ijinnya dari Allah.

    Maka mengapakah kita harus berkecil hati dalam kehidupan yang kebesarannya berada dalam kewenangan kita untuk mengupayakan?

    So …, be cool.
    Stay with me, walk with me.
    Be my friend, be at my side.

    I am all yours.

    ………..
    My young friends, … make your parents proud!

    Sadarilah, Kalian pemilik kehidupan ini yang sebenarnya.
    Kami yang tua-tua ini sedang bekerja keras untuk memastikan kalian hidup dalam masa depan yang damai, yang kuat, dan yang besar.

    Kami adalah Ibu dan Ayah kalian,

    Jika kami ada salah-salahnya dalam membantu kalian, ada tidak-sabar-nya dalam mendidik, atau ada kurang bijak-nya dalam meneladankan kebaikan, … kami mohon maaf ya?

    Kami mohon kalian mengerti, bahwa menjadi orang tua itu tidak mudah.
    Nanti, jika kalian telah memiliki bayi-bayi kalian sendiri, kalian akan mengetahui dalam first-hand experience bahwa menjadi orang tua yang lebih dewasa daripada anak-anaknya, yang mampu, yang meneladankan kegembiraan dalam kehidupan yang tidak mudah ini, dan yang menasehatkan keberanian untuk menghadapi masa depan yang juga belum tentu jelas bagi kami yang tua ini, … bukanlah pekerjaan yang mudah.

    Sayangi Ibu dan Ayah ya?
    Kami juga sangat letih, tetapi kalian harus menjadi pribadi-pribadi yang damai dan sejahtera dalam masa depan yang belum tentu sempat kami hadiri nanti.

    Kami sendiri tidak lepas dari kekhawatiran dan ketakutan-ketakutan kami sebagai orang tua, tetapi Allah menitipkan kalian kedalam pemeliharaan kami, yang masih harus banyak belajar menyesuaikan diri dengan tugas mendampingi pertumbuhan kalian sebagai pembesar masa depan.

    Sayangi kami ya?
    Mohon kalian nikmati keberadaan kalian dengan kami sekarang, karena kalianlah yang akan hidup lebih lama daripada kami, kalianlah yang akan hidup dalam masa depan yang kami impikan bagi kalian bahkan sebelum kelahiran kalian.

    Sayangi kami ya?
    Kebahagiaan kami adalah melihat kalian tumbuh dengan gembira, terlengkapi dalam pendidikan kalian, dan maju memasuki kehidupan sebagai pribadi dewasa yang baik dan berharapan besar.

    Semua itu kami lakukan dengan penuh kasih, karena kalian lahir melalui kami.

    Maka …, dapatkah kami meminta kepada hati baik kalian untuk membantu kami merasa bahwa upaya kami untuk mendampingi pertumbuhan kalian, adalah sebuah upaya yang indah?

    Sayangi kami ya?
    ………..
    Murid Ibu yang muda dan yang indah kebesaran masa depannya,
    Orang tua adalah wakil Allah dalam kehidupan kita.

    Muliakanlah orang tua Kalian, karena …
    Tidak ada orang yang memuliakan orang tuanya, yang tidak dimuliakan kehidupannya.

    Hadiahkanlah hati terlembut Kalian bagi Ibu dan Ayah.
    Kemudian lihatlah bagaimana sinar surga berpendar dari wajah-wajah terkasih, yang guratan-guratan ketuaannya sebagian adalah karena kesulitan dalam mendidik kita.

    Ibu dan Ayah Kalian bukanlah orang biasa, jika tidak - mengapakah mereka dipilih Allah untuk menghadirkan Kalian dalam kehidupan ini.

    Hormati dan sayangilah Ibu dan Ayah, … lalu perhatikan apa yang terjadi.

    tulisan : bunda netra :)

  2. 0 komentar:

    Posting Komentar

profil