Rss Feed
  1. Bahkan dalam sampah pun ada aurat~

    Kamis, 29 Januari 2015

          Tinggal di kawasan perkampungan yang tidak memiliki mekanisme pembuangan sampah tingkat RT ini, sungguh membuatku harus  lihai dalam mengolah sampah rumah tanggaku  sendiri. Terbayangkan bagaimana repotnya. Untuk sampah yang bisa didaur ulang masih bisa ditumpuk dulu, untuk kemudian diserahkan pada abang tukang rongsokan yang lewat atau siapa saja yang mau mengangkut.

                    Nah untuk sampah yang tidak bisa didaur ulang, mau tidak mau harus dibakar atau dikubur sendiri. Beruntung halaman kami yang maha luas ini (dibanding dengan rumah di BTN yang hampir tidak ada halaman) memberikanku keleluasaan dalam mengolah sampah. Untuk sampah rumput dibiarkan saja menumpuk nanti juga menyusut sendiri. Tapi untuk sampah daun rambutan, mangga, dua pohon sirsak, srikaya dan delima, plastik, kertas dan sampah domestik  lain-lainnya memang harus dibakar.

                    Tau kan kalau sekarang musim hujan? ini pun menjadi kendala dalam proses pengolahan sampah terutama sampah kertas dan plastik tadi. Kadang belum sempat dibakar sudah diguyur hujan dalam kondisi beterbangan kesana sini akibat angin juga akibat di bongkar oleh ayam tetangga.

                    Beberapa tetangga memilih membuang sampah di sawah dekat rumah atau di pinggir kali busa yang airnya maha hitam sehingga lebih sering disebut kali item. kalau aku? sungguh tidak tega. Karena beberapa sampah ternyata masih ada auratnya. Bayangkan saja saat lewat di tumpukan sampah sering aku temui (maaf)  pembalut, panty liner bahkan bungkus alat kontrasepsi sekali pakai. Dan bagiku ini adalah aurat. Iya sih siapa yang peduli itu sampah siapa, tapi tetap saja terasa kurang pantas dilihatnya. Kalau sampah auratku biasanya aku kumpulkan dulu untuk kemudian pada saat ritual pembakaran sampah aku keluarkan. Di sini kendala ku cuma satu yaitu memikirkan bagaimana supaya tetangga tidak terganggu dengan asapnya hehehehe...... Tips dari seorang teman bakar sampah di pagi hari saat angin belum terlalu kencang berhembus, tapi kalo pagi sampah yang agak basah susah terbakar.

    Beruntung sampahku masih ada didalam pagarku sehingga kalaupun ada yang terlewat atau terbuang tidak ada tetangga yang akan dibuat tidak nyaman karenanya. Beruntungnya lagi untuk sampah yang tidak sengaja kebuang masih bisa dicari. Pernah suatu hari aku kehilangan uang seratus ribu, yang tadinya untuk bayar listrik terbuang di tempat sampah. Pada saat hilang, sampah kubawa keluar dan dibongkar tapi tidak ketemu. Tapi pas besok mau ngeluarin sampah lagi, kutemukan dua lembar gocapan lusuh ditempat pembakaran sampahku. Masih rejeki... Alhamdulillah.

    So... guys berhati-hatilah sedikit dengan sampahmu, yaa....kalau perlu di dobel plastiknya sebelum ditaruh di tempat sampah. Untuk menghindari hal tercecernya sampah aurat kita. Akan lebih baik lagi jika sampah juga sudah dipilah antara yang daur ulang dan tidak, sehingga masih bisa dimanfaatkan oleh tukang pengumpul sampah dengan mudah. Ah...seandainya saja sistem pengolahan sampah kita sekeren negeri tetangga...

    tulisan : bunda netra :) 

  2. 0 komentar:

    Posting Komentar

profil